ANAK-ANAK PERANG
Simbah sendiri ketemu langsung dengan ratusan anak-anak yatim yang ditampung di satu bangunan yang masih utuh tidak tersentuh ganasnya perang.
ANAK-ANAK PERANG
“Kalian sudah pernah mbunuh obet?” tanya simbah kepada seorang anak kecil yang berumur 12 tahun, yang saat itu sedang memanggul senapan rakitan.
“Sudah lah, tiga orang mbah,” jawab anak itu lugu.
Percakapan di atas terjadi saat simbah jaga di UGD RS Al Fattah Ambon 7 tahun yang lalu. Obet adalah sebutan buat kaum Nasrani atau Sarani yang didapat dari satu iklan di televisi. Iklan tersebut tadinya disiarkan untuk menggalang persatuan dan kesatuan antara umat beragama Islam dan Nasrani, dengan dua orang bocah bernama Acan (Hasan) dan Obet (Robert) sebagai tokohnya.
Namun nama dua tokoh iklan ini malah dijadikan identitas di tengah-tengah masyarakat Ambon untuk membedakan mana muslim dan mana nasrani. Agak semedhot juga rasanya menyaksikan anak kecil sudah tega membunuh orang. Mestinya telah terjadi suatu peristiwa yang mengiris ruh kemanusiaan yang bisa menyebabkan seorang bocah tega membunuh orang lain.
Hari pertama saat simbah jaga UGD, pasien yang pertama kali simbah sentuh adalah seorang bocah yang bibirnya robek kena peluru senapan rakitan. Saat itu saja simbah sudah gak habis pikir, ternyata anak-anak banyak terlibat juga dalam urusan yang sebenarnya mereka belum cukup umur memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Yang mereka tahu, obet itu adalah bajingan tengik yang membinasakan keluarga mereka dan pantas dibalas. Di lain cerita, simbah juga diberitahu, bahwa manakala seorang anggota Brimob Obet selesai membantai satu desa muslim, oknum obet tadi lantas ketangkep dalam satu pengejaran. Kepala oknum obet tersebut langsung dipotong.
Ngerinya, langsung dibikin main bal-balan oleh anak-anak yang orang tuanya dibantai oknum obet tersebut. Simbah sendiri ketemu langsung dengan ratusan anak-anak yatim yang ditampung di satu bangunan yang masih utuh tidak tersentuh ganasnya perang.
Wajah-wajah mereka kosong. Sebagian sibuk mondar-mandir sambil membawa kotak sedekah. Sebagiannya lagi datang ke arah simbah. Simbah katakan akan membantu mereka. Dan memang, saat itu juga simbah panggil beberapa pemuda buat belanja untuk kepentingan mereka.
Namun dibalik semua itu, simbah juga dongkol habis-habisan. Lha sebagian anak-anak ikut terjun perang, lha kok ada serombongan pemuda yang sama sekali gak peduli dengan apa yang terjadi di tengah mereka. Kerjaannya mabok dan teler. Bahkan ada satu kasus, anak muda patah hati mau bunuh diri. Bunuh dirinya pakai obat nyamuk, bukan cair… tapi obat nyamuk bakar. Hopo ora ediyan...
Simbah temui pasien ini teler di UGD, janjane males nangani.. tapi ya tuntutan profesi gimana lagi. Kalo bukan dokter lak tak tambahi kon ngunthal Autan lotion buat sausnya, trus baygon cair buat kuahnya… Jan, gak pantes tenan.
Tapi itulah perang. Selalu menyisakan kengerian dan hancur-hancuran. Lha kok sudah tahu gitu, negeri kita ini mau-maunya ngeluarin dana milyaran buat ngrusak Situs bersejarah Kebun Raya Bogor, hanya untuk menyambut penjahat perang yang haus darah… si George “Nggede” Bush. Apa pak SBY itu nama aslinya Susilo Bush Yudhoyono tho? Dan wakil Presidennya Bushuf Kalla...