Rahasia Profesi
Namun menyimpan rahasia kondisi pasien itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika penyimpanan rahasia ini mengalami dilema.
Makanya kalo tiba-tiba ada dokter yang didatengi team Inpotainmen menanyakan kondisi penyakit seorang artis yang dirawatnya, lantas sang dokter mengumbar data-data, ini dokter sudah melanggar kode etik dan bahkan sumpah jabatan.
Namun menyimpan rahasia kondisi pasien itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika penyimpanan rahasia ini mengalami dilema. Dan rekan sejawat simbah mengalami masalah ini. Adalah seorang haji kaya yang menjadi pasiennya datang dengan keluhan kencing nanah.
Walhasil, mereka sekarang sudah cerai. Simbah sudah lama gak dengar kabarnya. Yang simbah tahu, pak haji itu pernah berobat ke simbah malam-malam bareng isterinya yang baru. Sakitnya apa, itu rahasia simbah. Tapi simbah sempat mikir juga.
Rekan simbah sudah menjalankan kode etik dengan baik. Penyakit suami tidak dia jelaskan ke isteri. Namun begitu si isteri menanyakan penyakitnya, dia harus menjawab dengan jujur. Tapi jujurnya ini beralamat membuka kedok sang suami....
Namun menyimpan rahasia kondisi pasien itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika penyimpanan rahasia ini mengalami dilema. Dan rekan sejawat simbah mengalami masalah ini. Adalah seorang haji kaya yang menjadi pasiennya datang dengan keluhan kencing nanah.
Rekan simbah ini heran juga, haji kok kena kencing nanah (GO=Gonorrhoe), padahal itu kan penyakit menular seksual yang biasanya didapat dari para Pramunikmat. Lha apa pak Haji itu blayangan wal kluyuran ke lokalisasi. Atau tak sengaja mblasuk?
Ringkesnya, ternyata pak Haji ini punya isteri simpenan yang disimpen rapet. Dan ternyata isteri simpenannya ini bukan wanita baik-baik. Isteri simpenannya ini punya penyakit GO hasil penjelajahannya berburu cocakrowo, yang lantas disetrumkan ke pak haji.
Ringkesnya, ternyata pak Haji ini punya isteri simpenan yang disimpen rapet. Dan ternyata isteri simpenannya ini bukan wanita baik-baik. Isteri simpenannya ini punya penyakit GO hasil penjelajahannya berburu cocakrowo, yang lantas disetrumkan ke pak haji.
Nah setrum ini menjalar. Sehingga bu Haji yang rajin taklim di rumah pun kena setrumannya juga. Masalah muncul, manakala rekan sejawat simbah ini ditanyai oleh bu haji. “Dok, apakah pak Haji kemaren berobat ke sini. Kok katanya kemarin berobat ke sini..” begitu selidiknya. Rekan simbah menjawab dengan jujur, “Benar bu Haji.”
“Sakitnya apa dok?”....... glodhak... Rekan simbah kebingungan. Kalau jujur, mesti kaco nih keluarga dan yang jelas melanggar kode etik profesi. Cuma, ini kan keluarganya juga, yang berhak tahu apa penyakit suaminya.
“Sakitnya apa dok?”....... glodhak... Rekan simbah kebingungan. Kalau jujur, mesti kaco nih keluarga dan yang jelas melanggar kode etik profesi. Cuma, ini kan keluarganya juga, yang berhak tahu apa penyakit suaminya.
Yang simbah tahu, rekan simbah ini merahasiakan apa penyakit pak haji. Tapi yang namanya barang busuk, ya susah nyembunyiinnya. Barangnya tersembunyi, baunya gak bisa sembunyi. Kenapa? Lha gimana bisa sembunyi, wong bu haji berobat karena GO juga kok. “Dok saya sakit apa dok, kok kencing saya bernanah. Apa itu yang disebut kencing nanah atau GO itu dok?” cecar bu Haji. Dengan begini sang dokter gak bisa bohong.
Soalnya dia dituntut untuk jujur memberi informasi ke pasien. Begitu rekan saya menjelaskan penyakit bu Haji itu, bu Haji jadi shock.
Walhasil, mereka sekarang sudah cerai. Simbah sudah lama gak dengar kabarnya. Yang simbah tahu, pak haji itu pernah berobat ke simbah malam-malam bareng isterinya yang baru. Sakitnya apa, itu rahasia simbah. Tapi simbah sempat mikir juga.
Ha kok ada lho suami macem begini. Sudah haji lagi, kok doyan blusukan “forbidden place”. Dan lagi, rahasia profesi berperan besar dalam urusan ini.
Rekan simbah sudah menjalankan kode etik dengan baik. Penyakit suami tidak dia jelaskan ke isteri. Namun begitu si isteri menanyakan penyakitnya, dia harus menjawab dengan jujur. Tapi jujurnya ini beralamat membuka kedok sang suami....
Yah... Makanya, jadi orang jangan mburog bin rakus. Apa yang ada pada wanita lain, itu ada pada isteri kita. Cuma setan saja yang mbisiki, bahwa milik wanita lain itu lebih nyakdhut daripada milik isteri kita... halah ngapusi!! Podho wae... tanpa mencoba simbah sudah tahu...