Lima Prinsip Mengajar Guru Hebat
Lima Prinsip Mengajar Guru Hebat, Bagaimana menjalankan ‘seni’ mengajar masa kini? Pada dasarnya ada lima prinsip mengelola pembelajaran yaitu
Lima Prinsip Mengajar Guru Hebat - Teman guru yang inspiratif… Kegiatan mengajar merupakan jenis pekerjaan yang amat tua. Kegiatan mengajar sama tuanya dengan umur peradaban manusia itu sendiri. Seiring dengan munculnya sistem pendidikan sekolah, perkembangan psikologi serta majunya teknologi informasi, ‘seni’ mengajar terus mengalami perkembangan. Bagaimana menjalankan ‘seni’ mengajar masa kini?
Prinsip dasar dalam pembelajaran
Pada dasarnya ada lima prinsip mengelola pembelajaran yaitu:
Berprinsiplah ‘learning is fun’ belajar itu menyenagkan. Rasa senang yang tercipta dalam suasana belajar akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan cara kerja otak manusia ketika belajar berlangsung dengan mengasyikkan maka pintu masuk pikiran akan terbuka sehingga informasi akan mudah masuk.
Karena itu ciptakanlah rasa senang dalam belajar. Jangan tunggu suasana hati gembira kemudian mulai belajar. Tetapi mulailah kegiatan yang membuat suasana hati gembira. Nah untuk menciptakan hal itu bisa dilakukan langkah-langkah berikut:
Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha untuk mendewasakan peserta didik dengan mengolah potensi untuk dapat menyesuaikan diri pada masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang medasari pembelajaran kontekstual, artinya belajar harus memiliki kaitan langsung dengan kehidupan siswa sehari-hari. Untuk menciptakan pembelajaran yang kontekstual kita bisa melakukan kegiatan sebagai berikut:
Siswa merupakan subjek dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar siswa sebaiknya mendapat porsi yang lebih banyak daripada kegiatan guru untuk mengajar. Meskipun tidak ada ketentuan baku dalam hal pembagian tugas tersebut, namun sebaiknya kegiatan belajar terdiri dari 30% untuk kegiatan guru dan 70% untuk kegiatan siswa.
Meskipun durasinya sedikit namun guru tetap bertanggung jawab atas rangkaian kegiatan yang utuh pada seluruh pembelajaran. Sehingga sebaiknya fungsi guru lebih banyak digunakan sebagai fasilitator daripada sebagai narasumber.
Modalitas siswa ada tiga tipe yaitu visual, auditori dan kinestetik. Siswa dengan tipe visual akan lebih mudah belajar dengan cara mengamati. Siswa tipe auditori lebih mudah belajar dengan cara mendengar. Sedangkan siswa dengan tipe kinestetik akan lebih mudah dengan cara praktek langsun. Untuk mengoptimalkan semua modalitas siswa sesuai dengan tipenya maka dilakukan kegiatan sebagai berikut ini.
Untuk siswa dengan modalitas visual maka,
Untuk siswa dengan modalitas auditori maka,
Untuk siswa dengan modalitas kinestetik maka,
Pembelajaran paling berkesan bila kegiatannya dialami oleh siswa sendiri. Itulah yang dikenal dengan pengalaman belajar. Mengalami pembelajaran secara langsung berarti menggunakan sebanyak mungkin indera siswa.
Menurut penelitian Dr. Vernon A. Magnesen (1983) tingkat penggunaan indera dikaitkan dengan daya serap informasi memiliki derajat yang berbeda-beda.
Silahkan kunjungi juga arttikel tentang guru inspiratif lainya. Terimakasih..,
- Ajaklah siswa bergembira.
- Kaitkan belajar dengan dunia nyata.
- Atur durasi kegiatan.
- Gunakan semua modalitas siswa dan -
- Lakukan variasi kegiatan belajar.
Prinsip Pertama: Ajaklah Siswa Bergembira
Berprinsiplah ‘learning is fun’ belajar itu menyenagkan. Rasa senang yang tercipta dalam suasana belajar akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan cara kerja otak manusia ketika belajar berlangsung dengan mengasyikkan maka pintu masuk pikiran akan terbuka sehingga informasi akan mudah masuk.
Karena itu ciptakanlah rasa senang dalam belajar. Jangan tunggu suasana hati gembira kemudian mulai belajar. Tetapi mulailah kegiatan yang membuat suasana hati gembira. Nah untuk menciptakan hal itu bisa dilakukan langkah-langkah berikut:
- Aturlah ruang kelas dengan tata warna dan gambar yang menarik, cipatakan atmosfer belajar yang menyenangkan
- Lengkapilah ruang kelas dengan tata suara yang memungkinkan untuk diputar musik pengiring baik klasik maupun kontemporer
- Gunakan pengharum ruangan yang sesuai, bila perlu menggunakan aroma terapi yang memungkinkan siswa relaks namun siaga untuk berkonsentrasi belajar
- Lakukan kegiatan apersepsi yang cukup sebelum memulai kegiatan belajar. Jangan mulai aktivitas apapun sebelum siswa siap untuk belajar.
- Berilah selingan diantara kegiatan belajar dengan permainan kelompok, sosiodrama, bernyanyi, tebak kata, kuis, kontes berhadiah dan sebagainya
Prinsip Kedua: Kaitkan Belajar Dengan Dunia Nyata
Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha untuk mendewasakan peserta didik dengan mengolah potensi untuk dapat menyesuaikan diri pada masyarakat sekitarnya. Hal inilah yang medasari pembelajaran kontekstual, artinya belajar harus memiliki kaitan langsung dengan kehidupan siswa sehari-hari. Untuk menciptakan pembelajaran yang kontekstual kita bisa melakukan kegiatan sebagai berikut:
- Memulai pembelajaran dengan membahas keadaan lingkungan terdekat siswa kemudian masuk ke pokok materi pelajaran
- Mengkaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya
- Mengaitkan materi belajar dengan kehidupan nyata yang dihadapi siswa sehari-hari
- Memilih informasi yang disajikan berdasarkan kebutuhan siswa pada saat sekarang maupun pada masa mendatang
- Membangun kegiatan belajar atas dasar partisipasi siswa untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah
- Membangun kesadaran perilaku positif atas dasar manfaat bersama dalam kehidupan nyata
Prisip Ketiga: Aturlah Durasi Pembelajaran
Siswa merupakan subjek dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar siswa sebaiknya mendapat porsi yang lebih banyak daripada kegiatan guru untuk mengajar. Meskipun tidak ada ketentuan baku dalam hal pembagian tugas tersebut, namun sebaiknya kegiatan belajar terdiri dari 30% untuk kegiatan guru dan 70% untuk kegiatan siswa.
Meskipun durasinya sedikit namun guru tetap bertanggung jawab atas rangkaian kegiatan yang utuh pada seluruh pembelajaran. Sehingga sebaiknya fungsi guru lebih banyak digunakan sebagai fasilitator daripada sebagai narasumber.
Prinsip Keempat: Gunakan Semua Modalitas Siswa Dalam Belajar
Modalitas siswa ada tiga tipe yaitu visual, auditori dan kinestetik. Siswa dengan tipe visual akan lebih mudah belajar dengan cara mengamati. Siswa tipe auditori lebih mudah belajar dengan cara mendengar. Sedangkan siswa dengan tipe kinestetik akan lebih mudah dengan cara praktek langsun. Untuk mengoptimalkan semua modalitas siswa sesuai dengan tipenya maka dilakukan kegiatan sebagai berikut ini.
Untuk siswa dengan modalitas visual maka,
- Gunakanlah spidol berwarna warni di papan tulis. Semua informasi yang disajiakan baik tulisan maupun grafik tampilkanlah dengan warna warni
- Ajarkanlah siswa dengan peta konsep (mind map) yaitu teknik menuangkan ide dengan memadukan kata-kata, simbol gagasan, gambar dan grafik yang saling berkaitan
- Gunakan selengkap-lengkapnya alat peraga dan alat penunjang yang berwarna dan memacu semangat siswa
- Gunakanlah variasi suara dengan cara melakukan perubahan nada, kecepatan maupun volumenya
- Ajarkanlah materi pelajaran dengan cara yang sistematik menurut urutan yang runtut
- Lakukanlah pengulangan berkali-kali terhadap kata kunci dari konsep yang dipelajari
- Gubahlah syair lagu untuk menamkan kata kunci dan nyanyikan bersama-sama
- Kembangkan teknik mengingat jembatan keledai diucapkan berulang untuk menghafal konsep kunci
- Gunakanlah musik untuk menciptakan suasana, untuk mengiringi kegiatan dan untuk relaksasi akhir kegiatan
- Berbicaralah dengan ekpresi yang sungguh-sungguh kepada semua siswa pada setiap kesempatan
- Rayakan momentum penting kegiatan belajar dengan jabat tangan, tepuk tangan, tepuk punggung, toss, dan tanda jempol
- Lakukan peragaan, simulasi dan dramatisasi materi pembelajaran untuk siswa maupun oleh siswa
- Ciptakan mobilitas siswa antar pribadi, antar kelompok antar kelas dan atar ruang (moving class)
- Gunakan alat bantu belajar yang memungkinkan siswa melakukan percobaan dan demonstrasi
- Doronglah sesering mungkin siswa untuk melakukan tampilan dan presentasi di depan kelas
Prinsip Kelima: Lakukan Variasi Kegiatan Belajar
Pembelajaran paling berkesan bila kegiatannya dialami oleh siswa sendiri. Itulah yang dikenal dengan pengalaman belajar. Mengalami pembelajaran secara langsung berarti menggunakan sebanyak mungkin indera siswa.
Menurut penelitian Dr. Vernon A. Magnesen (1983) tingkat penggunaan indera dikaitkan dengan daya serap informasi memiliki derajat yang berbeda-beda.
Pada kesimpulannya siswa menyerap informasi dan menyimpannya dalam memori ketika belajar sebanyak 10 % dari apa yang dibaca, 20 % dari apa yang didengar, 30 % dari apa yang dilihat, 50 % dari apa yang dilihat dan dengar, 70 % dari apa yang dikatakan dan 90 % dari apa yang dikatakan dan dikerjakan.
Oleh sebab itu guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang memungkinkan siswa secara aktif menggunakan daya fisik, emosi, sosial dan intelektuanya.
Untuk menjadi guru inspiratif kegiatannya bukan hanya mengajar secara verbal seperti waktu dulu. Akan tetapi tugas guru harus mengajar dengan cara verbal yang dipadukan dengan peragaan visual. Pembelajaran visual dalam konteks yang lebih luas juga berarti peragaan.
Untuk menjadi guru inspiratif kegiatannya bukan hanya mengajar secara verbal seperti waktu dulu. Akan tetapi tugas guru harus mengajar dengan cara verbal yang dipadukan dengan peragaan visual. Pembelajaran visual dalam konteks yang lebih luas juga berarti peragaan.
Sehingga pembelajaran akan berisi kegiatan mendengar, membaca, memperhatikan, mempraktekkan dengan peragaan visual. Pembelajaran visual dalam konteks yang lebih luas juga berarti praktek dan melakukan penghayatan melalui pengalaman siswa sendiri.
Itulah kata-kata kunci yang diterapkan di kelas para guru hebat. Jika teman-teman belum melakukan, cobalah!
Silahkan kunjungi juga arttikel tentang guru inspiratif lainya. Terimakasih..,