Sehari Tanpa TV Hidup Anak Lebih Berarti
Sehari Tanpa TV Hidup Anak Lebih Berarti - sebagian bisa diprediksi dari apa yang dikonsumsi oleh anak-anak melalui media, khususnya televisi
Efek Negatif dan Positif Menonton TV pada Anak
Rasa-rasanya, apa yang diungkap pakar komunikasi tersebut ada benarnya. Di masa sekarang ini hampir semua anak-anak yang gandrung bahkan kecanduan terhadap tayangan yang ada di stasiun televisi kita. Tayangan itu mulai dari sinetron hingga berbagai jenis iklan yang sebenarnya kurang pas untuk dilihat bahkan produknya dikonsumsi oleh anak.
Memperingati Hari Tanpa TV (HTT) pada tanggal 26 Juli 2009 lalu, rasanya ada yang tidak patut dibanggakan bagi generasi muda kita saat ini, yaitu karena anak-anak kita telah menjadi pecandu TV yang tingkatannya bisa dikategorikan high stadium.
Kita dapat menyaksikan dan menonton berbagai macam jenis film, mulai dari tayangan film kartun, drama, biografi, aksi, edukasi, musik, liputan berita mengenai berbagai tentang peristiwa dari seluruh dunia dan lain sebagainya, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Jadi, jikalau memang begitu akan ada banyak kemajuan yang diberikan dengan adanya tayangan TV, lalu apa yang menjadi masalahnya? Problemnya adalah seberapa lama waktu anak-anak kita menonton TV, dan apa saja pengaruh dan efek bagi mereka?
Dari sisi Efek baik menonton tayangan televisi bagi anak antara lain dapat menambah kosakata (vocabulary) terutama kata-kata dan bahasa yang tidak terlalu sering digunakan sehari-hari. Anak juga dapat belajar dan mempelajari tentang berbagai hal melalui program edukasi dari siaran televisi, walaupun presentasi acara televisi yang bersifat pendidikan masih sangat sedikit.
Selain itu juga anak akan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan peristiwa yang terjadi di dunia, dan perkembangan permasalahan yang ada di luar lingkungannya.
Ada juga Film yang bagus serta mendidik, selain memberikan hiburan dapat juga mengajarkan anak dari berbagai hal yang baik, tentang sikap-sikap baik, tentang nilai-nilai kemanusiaan, tentang nilai keagamaan, tentang tingkah laku sehari-hari yang seharusnya kita lakukan, dan lain sebagainya.
Ada juga Film yang bagus serta mendidik, selain memberikan hiburan dapat juga mengajarkan anak dari berbagai hal yang baik, tentang sikap-sikap baik, tentang nilai-nilai kemanusiaan, tentang nilai keagamaan, tentang tingkah laku sehari-hari yang seharusnya kita lakukan, dan lain sebagainya.
Adapun efek negatif yang ditimbulkan dari banyaknya menonton TV antara lain:
- Pertama yakni ketidakmampuan seorang anak untuk membedakan dunia yang ia lihat di TV dengan apa yang sebenarnya, mereka dapat menganggap kekerasan yang terjadi di televisi boleh saja dilakakukan di dunia nyata. Terkadang, sinetron membuat anak menjadi berperilaku cepat dewasa untuk ukuran usianya.
- Pengaruh kedua, adalah anak cenderung menjadi pasif dan tidak kreatif. Dengan hanya duduk di depan TV, mengakibatkan mereka kurang beraktivitas. Baik secara fisik maupun mental, anak menjadi pasif, disebabkan mereka tidak perlu untuk berbuat apa-apa. Hanya bisa duduk, mendengar dan apa yang mereka lihat di TV. Kemampuan berpikir dan kreatifitas anak tidak terasah, sebab ia tidak perlu lagi membayangkan sesuatu seperti halnya bila ia membaca buku atau mendengar musik.
- Efek ketiga, saat waktu belajar akan terpotong oleh jam-jam tertentu di mana acara TV sedang diputar. Kelanjutan dari berkurangnya waktu belajar ini tentunya akan mempengaruhi prestasi di sekolah. Anak yang belajarnya kurang, tentu nilai-nilainya di sekolah akan kurang baik dibanding teman-temannya yang lebih rajin.
- Efek selanjutnya, stimulasi berupa interaksi sesama anak dan orang dewasa di sekitarnya menjadi minimal, dan dapat berakibat anak jadi "kuper" (kurang pergaulan).
Bahkan ada sebagian orang tua yang menjadikan TV sebagai "Electronic babysitter" dengan dalih untuk melindungi mereka dari “kejahatan” dunia luar. Mereka menganggap dengan duduk di depan televisi keamanan anak akan lebih terjaga dan lebih mudah diawasi. Pada akhirnya si anak menjadi berkurang waktunya untuk bersama orang tuanya, dan tentunya mengurangi kedekatan antara si anak dan orang tua.
Untuk melindungi anak-anak kita dari pengaruh negatif televisi itulah, maka kita patut mendukung gerakan tanpa televisi ini, HARI TANPA TV, artinya: sehari tidak menonton TV. Bukan anti TV, tapi merupakan wujud nyata sikap kritis kita terhadap tayangan TV yang tidak bermutu, membodohi, dan tayangan yang tidak aman dan tidak sehat untuk anak. Fokusnya pada perlindungan anak dan kepentingan terbaik anak.
Ini merupakan suatu gerakan awal untuk untuk tidak menonton TV selama sehari agar mereka dapat merasakan bahwa hidup bisa lebih bernilai ketika banyak kegiatan lain dapat dilakukan ketimbang menonton TV. Pengalaman seperti ini penting dimiliki anggota keluarga untuk meyakinkan bahwa hidup tetap menyenangkan tanpa harus tergantung pada TV.