Spot Mancing Pulau Mojan dan Pulau Tunda
Masih di sekitar Pulau Mojan dan Pulau Tunda. Di spot ini lebih gila lagi. Ikan lape yang menyambar dan berhasil diangkat ukurannya lebih besar
Panen Ikan Lape di sekitar Spot Pulau Mojan dan Pulau Tunda
“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”
Pribahasa itu sangat cocok untuk menggambarkan petualangan mancing saya pada Sabtu, 26 Maret 2016 ini. Bagaimana tidak, saat hari menjelang subuh, saya sudah siap untuk melaut. Usai Salat Subuh, dinginnya udara saya tembus untuk menuju spot mancing di sekitar Pulau Mojan Besar dan Pulau Tunda.
Pagi yang masih temaram itu, kapal yang dinahkodai Mang Tohir dengan ABK Asep, sudah meraung-raung membelah kesunyian pagi. Kami meluncur diantara riak dan gelombang Teluk Banten.
Sayang sekali, Adu Tajam Pemancing Antar Pulau batal dilaksanakan. Bung Abdul Hakim tiba-tiba ada keperluan penting yang tidak memungkinkan dirinya ikut serta. Begitupun dengan Bung Yandri Sandi Lubis dari Riau, tidak jadi melaut karena ada kesibukan yang juga datang secara tiba-tiba.
Hambar rasanya tanpa kehadiran dua sahabat itu. Tapi, Show Must Go On. Kami pun harus tetap melangkah demi mewujudkan harapan di Teluk Banten yang menawan.
Setelah hampir dua jam perjalanan laut, saya tiba di spot mancing pertama sekitar pukul 07.00. Air laut saat itu tampak sangat bersahabat. Gelombang dan alun laut tidak begitu besar, sangat pas untuk merajut hasrat disambar ikan-ikan besar.
Pertarungan saya dengan predator itu cukup menarik rekan seperjalanan. Iwan sibuk mencari kamera yang saya simpan di dalam tas. Syafei juga demikian. Sementara saya masih bertahan untuk melakoni pertarungan dengan ikan yang belum tampak.
Reel terus menjerit, saya pun tetap bertahan. Pertarungan yang sudha hampir 10 menitan itu terasa sangat menggoda. Saya berdiri di bibir perahu untuk mencai ruang agar sedikit leluasa. Saat itulah, “del” joran saya yang tadinya melengkung hebat tiba-tiba lurus. Predator air laut itu rupanya lepas.
Joran yang saya gunakan adalah joran untuk jigging, sehingga bisa dikira-kira sebesar apa ikan yang berhasil lepas itu. Saat saya lihat di ujung senar, ternyata bukan lepas tetapi putus. Senar setingan nomor 50 itu hanya tersisa setengahnya dengan kondisi yang sudah tidak rata.
Wah! saya mulai lemas, kecewa, sedih, kesal, dan menyesal. Sesaat saya bengong di buritan kapal. Seolah tak percaya apa yang baru saya alami. Tetapi sekali lagi, “Show Must Go On”. Saya tidak boleh menyesali apa yang sudah terjadi. Itu mungkin belum rezeki saya. Begitulah cara saya sedikit mengobati kesedihan.
Menjelang pukul 10.00, ikan mulai jarang yang menyambar. Sepertinya sudah habis kami angkat ke atas perahu hahahaha. Kapal pun bergeser ke spot yang kedua. Lokasinya masih antara Pulau Mojan dan Pulau Tunda.
Kedua Spot Mancing Pulau Mojan dan Pulau Tunda
Kedua pulau itu saya lihat ukurannya sama. Itu menandakan bahwa jarak antara spot dengan Pulau Mojan dan Pulau Tunda kira-kira sama. Itu sih hanya itung-itungan kasar saya aja. Sebab saya tidak bawa GPS untuk menghitung kordinat.
Di spot kedua, kami pun harus berlomba dengan kecepatan ikan yang menyambar umpan. Di spot ini juga ikannya sama, Ikan Lape berukuran medium. Tetapi hanya beberapa saat saja, setelah itu yang menyambar adalah ikan kuniran, kurisi, hingga Ikan Baronang berukuran besar.
ikan lape, ikan kuniran dan ikan kurisi |
Berkali-kali kami disambar dan mengangkat, disambar lagi fight lagi, strike lagi tersenyum lagi. Begitu terus hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00. Pengalaman kali ini memang luar biasa. Spot di Teluk Banten ini sangat menjanjikan.
Saat ikan sudah mulai jarang yang menyambar, kami pun menuju ke spot berikutnya, spot ke empat. Pun demikian, posisinya masih di antara Pulau Mojan dan Pulau Tunda. Kami bergeser tidak terlalu jauh, hanya sekitar 10 menitan jarak tempuhnya dari spot satu ke spot yang lainnya.
Di spot terakhir ini, waktu sudah menjukkan pukul 15.00. Dengan sisa umpan udang yang ada, kami masih harus berjibaku mengangkat ikan ke atas perahu. Umpan udang yang sudah mati pun tidak menyurutkan ikan untuk terus menyambar. Tampaknya, tanggal 26 Maret kemarin merupakan hari dan waktu yang tepat untuk mancing, setidaknya bagi saya dan teman seperjalanan.
Sebagai gambaran perjalanan saya dan teman-teman yang berhasil direkam, silahkan klik videonya Panen Lape di Pulau Mojan dan Pulau Tunda. Video itu yang berhasil direkam, karena semuanya sibuk dengan urusan masing-masing (strike) hehehe.
So! bagi Anda yang ingin merasakan sensasi mancing di Pulau Mojan dan Pulau Tunda, Anda boleh gabung dan siapkan piranti anda. Kalau sudah siap, kita berangkat untuk mendulang ikan di Teluk Banten.
Salam Fish On!