Pohon Lontar Yang Multiguna Sejak Dulu
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dll.
Manfaat Pohon Lontar
Berikut ini adalah foto dari pohon lontar dan daun lontar yang dianyam sedemikian rupa sehingga mewujud menjadi semacam ember (wadah). Foto ini terdapat pada buku “Camera Beelden van Sumatra, Java & Bali”, karya K.T.
Satake, terbitan Middlesbrough: Hood & Co. Ltd, tahun 1935. Pohon lontar pernah menjadi sangat populer di Jawa terutama pada zaman pengaruh Hindu-Buddha masih kuat. Pada masa itu pohon ini mungkin sepopuler pohon kelapa. Karakter dan fungsinya yang multiguna dari pohon ini mungkin menjadikannya populer.
Kepopuleran pohon lontar atau siwalan ini tidak saja karena fungsi atau kegunaan praktisnya. Namun juga telah menginspirasi banyak pujangga untuk menuliskannya dalam karya sastra mereka. Tidak aneh jika dalam dunia sastrawi pewayangan pohon ini sering disebut. Misalnya ada sebuah tempat yang dinamakan Talkanda yang apabila diurai menjadi tal + kanda (kandha).
Tal mengacu pada pengertian pohon tal atau pohon lontar dan kandha mengacu pada pengertian satu babakan cerita, cerita itu sendiri, atau paparan. Ada pula dalang yang sering menyebut penggambaran tentang ular naga yang luar biasa dengan ukuran sebesar pohon tal.
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain-lain.
Manfaat pohon lontar di samping dapat disadap niranya untuk bahan pembuatan gula dan tuak, buah mudanya pun enak disantap, campuran minuman, dan lain-lain.
Fungsi daun Lontar
Daun lontar berfungsi multiguna. Selain fungsi daun lontar sebagai alat komunikasi, daun lontar dapat digunakan untuk berbagai kerajinan (kipas, tenunan, sasando), berbagai wadah sesuatu, pada masa lalu daun lontar juga menjadi media penulisan sesuatu (karya sastra, mantra, dan sebagainya).
Batang pohon lontar juga sering digunakan untuk bahan (tiang) bangunan. Sementara pelepah daun lontar pun sering dimanfaatkan untuk dinding bangunan, pagar, kayu bakar, dan lain-lain. Pohon ini juga berguna untuk menahan erosi tanah di samping relatif tahan dengan kondisi tanah yang kurang subur (kering).
Di Jawa (terutama pedalaman) pohon ini tidak lagi sepopuler dulu. Namun di beberapa wilayah pesisir utara pohon ini masih tetap populer, misalnya di wilayah Tuban, Lamongan, Gresik, dan sekitarnya.