Spot Mancing Sungai Cidano Sarang Buaya
Berbicara Cidano, tidak lengkap kalau tidak bicara Rawa Dano. Rawa yang menjadi salah satu situs purbakala itu memang identik dengan sarang buaya.
Sensasi Mancing di Sungai Cidano
Namun yang membuat adrenalin tergerak adalah informasi bahwa di sungai itu masih dihuni predator air yang paling ganas yakni buaya. Bahkan informasinya, buaya itu kerap naik ke permukaan terutama di siang hari. Dia seolah sedang mengintai calon mangsanya.
Berbicara Cidano, tidak lengkap kalau tidak bicara Rawa Dano. Rawa yang menjadi salah satu situs purbakala itu memang identik dengan sarang buaya. Saya pernah menelusuri Rawa Dano sekitar tahun 2004 silam bersama teman-teman pecinta alam MAHAPEKA Banten.
Di antar warga setempat dengan perahu jukung tanpa mesin, saya merayap hingga masuk ke jantung Rawa Dano. Air yang tenang berwarna kehitaman, sangat mistis sekali. Di sekeliling rawa adalah hutan akar gantung. Saat saya turun dari perahu, saya merasakan bahwa yang saya pijak bergoyang. Kemudian saya pun menggoyangkan badan, sontak semuanya goyang karena pijakan kami adalah akar gantung yang ada di permukaan air.
Sensasi mancing di temani Buaya Rawa Dano
Bagi masyarakat sekitar, mengucapkan kata buaya di sekitar Rawa Dano adalah hal yang tabu. Saya bahkan kembali ditegur saat bicara “BUAYA”. Warga percaya, jika kita menyebut nama itu maka bukan mustahil buaya akan datang dan bisa saja memangsa manusia yang ada di dekatnya. Serem pokoknya, tapi sangat menantang.
Kembali ke spot mancing Cidano, di sungai itu juga ada buaya. Karenanya, pemancing bukan mustahil akan bertemu buaya yang juga tengah mengintai mangsa. Boleh jadi pemancing akan berebut ikan dengan buaya hahahaha.
Sangat menakjubkan tentunya jika melihat buaya secara langsung di alam liar. Tetapi jangan sampai lengah, karena bahaya akan datang kapan saja. Karenanya, saya akan menjajal spot itu ditemani warga dan orang-orang sekitar yang sudah terbiasa. Saya ingin merasakan sensasi strike ditemani kemunculan buaya di sana.